Dalam kajian berikutnya, kita akan membahas apa yang disebut dengan Arkaanuddin (rukun agama) yang berdasarkan hadits dari Umar ibn Khattab, dikisahkan tentang dialog yang terjadi antara Rasulullah dengan malaikat Jibril. Dalam dialog itu, secara berurutan Malaikat Jibril bertanya tentang : apa yang dimaksud dengan iman (rukun iman), Islam (rukun Islam), dan Ihsan. Melalui dialog itulah kita bisa menyimpulkan bahwa rukun agama itu terdiri dari :
Iman, Islam dan Ihsan.
Iman dan rukun iman
Dalam makna asal, iman berarti percaya. Sikap percaya ini muncul dalam hati seseorang ketika ia mulai mengenal apa sesungguhnya Ajaran Islam itu. Sikap percaya yang terbina dengan ilmu akan berubah menjadi keyakinan yang secara kuat tertanam dalam hati. Keyakinan itulah yang seterusnya ditampakkan dalam semua perilaku hidupnya, baik berupa ucapan maupun tindakan. Karena itu para ulama mendefinisikan iman sebagai 'tashdiqun bil jinan, iqrarun bil lisan wa amalun bil arkan' (sikap meyakini dan membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan
lisan, dan mengamalkan dengan raga). Dalam makna yang lebih luas, iman adalah sikap meyakini kebenaran yang datang dari Allah (Islam), kemudian membuktikannya melalui amal perbuatan. Iman ini memiliki enam rukun, yaitu : beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, kepada kitab-kitab yang telah diturunkan-Nya, kepada para Nabi dan Rasul, kepada hari akhir serta kepada qadha dan qadar. Iman kepada Allah merupakan inti keyakinan seorang muslim. Karena Dialah pencipta manusia dan kemudian menempatkannya dalam salah satu bagian kecil alam raya ciptaan-Nya yang bernama bumi. Manusia hanya tinggal untuk sementara
waktu saja, suatu saat ia akan mati dan kembali kepada-Nya. Oleh sebab itu misi hidup manusia adalah berbakti dan menghambakan diri kepada-Nya dengan memerankan fungsi dirinya sebagai khalifah-Nya. Untuk berperan menjadi khalifah itulah manusia membutuhkan bimbingan. Bimbingan itu disampaikan melalui rombongan Rasul dan Nabi yang mulia yang diawali sejak Adam AS sampai Muhammad SAW. Bimbingan itu tertuang dalam kitab-kitab suci
yang telah diturunkan-Nya melalui malaikat. Namun berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya, hanya Al-Qur'anlah kitab yang terjamin kebenarannya sepanjang zaman.
Dengan demikian, inti dari keimanan adalah ketaatan kepada Allah agar manusia bisa selamat dalam menempuh perjalanan hidupnya sampai hari kiamat nanti, mendapatkan hasanah di dunia, hasanah di akhirat dan terhindar dari siksa neraka. Ketaatan kepada Allah ini harus kita lakukan dengan mendasarkan diri pada tuntunan-Nya yang tertuang dalam Al-Qur'an serta apa yang telah dicontohkan dan diteladankan oleh Rasulullah SAW (As-Sunnah).
Selain itu, karena pengertian iman meliputi aspek kalbu, ucapan dan perilaku, maka beberapa ciri orang yang beriman adalah, antara lain :
1. Tawakal :
Sikap berserah diri kepada Allah SWT dengan tetap melakukan usaha dan berdo'a. Seorang mukmin adalah orang yang rajin berusaha, bekerja keras disertai do'a kepada-Nya agar usahanya berhasil. Setelah itu ia menyerahkan hasilnya kepada Allah. Dan dia akan bersyukur terhadap setiap pemberian-Nya.
2. Selalu mawas diri :
Selalu memelihara kesadarannya, tidak bersikap menyalahkan keadaan atau lingkungan, tetapi berusaha memahami dirinya, menghitung-hitung amal salehnya, meneliti segala cacat dan kekurangan dirinya untuk kemudian bangkit dan menjadi orang yang lebih baik
3. Optimis menghadapi masa depan :
Tidak mudah berputus-asa ketika dihadapkan pada kesulitan karena keyakinan dirinya bahwa dalam satu kesulitan, paling sedikit, Allah menyediakan dua jalan keluar. Dia sadar bahwa kehidupan yang dijalaninya tidak selalu mulus. Banyak hal tak terduga. Banyak kejadian tak terencana. Ia akan selalu penuh harapan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik di masa berikutnya.
4. Konsisten dan menepati janji dan tidak sombong
0 komentar:
Posting Komentar