Penyebab do'a kita tak dikabulkan Allah (1)

Rabu, 06 Oktober 2010

Sungguh luar biasa pengalaman batin pada bulan ramadhan pada saat kita menjalankan shaum, begitu banyak do'a yang kita panjatkan kepada Allah dikabulkan-Nya. Pada saat itu kondisi kejiwaan kita memang sedang on the right track and right condition : bersikap lebih sabar, lebih santun, lebih mampu mengontrol  emosi, keinginan dan sikap kita, menjauhkan diri dari dosa, menghindari yang haram, intens membaca Al-Qur'an, shalat  di waktu malam, banyak tadabbur dan tafakkur serta lebih peduli kepada orang lain dengan mengeluarkan zakat, berinfak dan bersedekah. Pada saat itu surga seolah-olah berada di depan pelupuk mata kita. Pintu neraka tertutup, dan syetan-syetan terbelenggu rantai. Selama kita shaum kita mengalami katarsis kejiwaan yang luar biasa. Berbagai macam penyakit hati kita bersihkan. Sehingga kita menjadi manusia yang sehat secara fisik, psikis dan sosial. Kepekaan tumbuh, dan kita menjadi makhluk yang punya rasa malu (sesuatu yang amat mahal ditemukan dalam kehidupan sekarang) . Para malaikat pun tersenyum simpul, mengamini do'a-do'a yang kita penjatkan kepada Allah, kekasih dari semua yang terkasih. Puncak keintaan kita dari semua hal yang kita cintai.



Tapi syetan dengan semua ponggawa dan strategi pemenangan peperangannya tak tinggal diam. Ditumbuhkanlah opini salah kaprah dalam hati dan fikiran banyak orang : "Ramadhan itu kan bulan penghapus dosa. Jadi tak apa-apa kita berbuat dosa atau mashiyat sekarang ini sebab nanti toh kita bersihkan lagi di ramadhan tahun berikutnya."  Ungkapan yang menjadikan shaum cuma sebagai momentum menghanguskan dosa untuk kemudian berbuat dosa lagi. Bagi orang-orang seperti ini keluar dari ramadhan berarti kembali ke kebebasan. Seperti beruang yang berpuasa dan tidur selama musim dingin, ketika bangun dia menjadi binatang yang amat ganas karena amat kelaparan.
Tim marketing syetan pun terus melancarkan gerakan agar sebagian oang memandang ramadhan sebagai bulan khusus untuk peristiwa dan benda-benda khusus : bedil lodong dan petasan. Coba hitung berapa biaya yang dikeluarkan  untuk membeli petasan, dan bandingkan dengan besaran infak dan sodaqah yang diberikan kepada anak-anak yatim, jompo, janda-janda tua, dhuafa, fakir dan miskin, dan berapa pula biaya yang diberikan untuk pengembangan sekolah, madrasah atau pesantren? Syetan cemberut karena sebagian besar orang tak berbuat dosa. Tapi sungguh ia tersenyum bahagia ketika sebagian lainnya menyia-nyiakan mendapatkan nilai dan pahala shaum dengan berbuat israf dan tabdzir dengan membeli petasan sampai puluhan, ratusan bahkan jutaan rupiah. Betapa tidak sepadan sesungguhnya antara pengorbanan yang kita lakukan untuk mendapatkan cinta Allah dengan pengorbanan yang kita lakukan hanya sekedar memuaskan syahwat kita (pendengaran atau penglihatan kita, serta rasa bangga diri di hadapan orang lain).
Salah satu penghalang do'a kita diterima Allah adalah : kita sadar bahwa Syetan Cs adalah musuh kita, selamanya, kapan dan di mana pun, tetapi secara tak sadar malah kita jadi anak buahnya, dan setia mengikuti ajakannya....   
  

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 

lihat iklan, dapat duit !

 
Copyright © Sukses Dunia-Akhirat | Using Amoebaneo Theme | Bloggerized by Themescook | Redesign by Kang eNeS
Home | TOP