Selamat datang, ramadhan..!

Kamis, 05 Agustus 2010

homo homini lupus
Terima kasih, ya Allah, sebentar lagi kami akan memasuki bulan penuh rahmat dan ampunan. Bulan di mana kami kembali diingatkan dan dilatih menjadi manusia setelah selama sebelas bulan terkadang kami kehilangan sisi kemanusiaan kami. Berilah kami kesempatan dan kesehatan untuk melaksanakan shaum agar kami bisa kembali menjadi manusia. Kami malu karena selama ini banyak di antara kami yang hanya sekedar menjadi makhluk yang bisa berfikir dan berbicara,  tetapi telah kehilangan nurani, fikiran dan akal sehat. Bahkan terkadang kami lebih kurang-ajar dan bersikap lebih tak tahu diri ketimbang hewan. Bukankah babi kalau mencuri ketela di kebun petani hanyalah merusak satu pohon;  bukankah burung pipit mencuri padi hanyalah sekedar memenuhi temboloknya yang amat kecil itu;  bukanlah anjing hanya saling berebut tulang yang malah kadang tak berdaging sama sekali? Tetapi kami, ya Allah, makhluk-Mu yang paling mulia ini,  tak mencuri satu pohon melainkan hektaran tanah; tak mencuri padi sekedar bisa makan tetapi mengorupsi uang milyaran yang sesungguhnya bisa digunakan untuk menolong ribuan orang yang kesusahan; tak berebut tulang tetapi bahkan sering bertindak menjadi serigala bagi manusia lain.
inilah calon-calon manusia sejati
Ya Allah, Engkau telah ciptakan fisik kami dalam bentuk yang paling indah, laqad khalaqnal-insaana fii ahsani taqwim, demikian firman-Mu dalam surah At-Tiin. Postur tubuh kami yang secara hirarkis terdiri dari kepala, dada, perut, lalu alat kelamin yang sejajar dengan lubang anus, sesungguhnya mengisyaratkan bahwa kami sebagai manusia, sebelum melakukan tindakan apapun seharusnya berfikir dulu, selalu menimbang-nimbang baik buruknya (kepala), meminta pendapat pada nuraninya, menilai pantas dan tidaknya (dada), barulah kemudian pertimbangan dan kepentingan ekonomi kami (perut dan bawah perut). Tetapi dalam realitas hidup sering kami melakukan kesalahan. Kami letakkan kepala dan dada di posisi bawah, sementara kaki, perut serta alat kelamin di posisi atas, sehingga akhirnya pertimbangan
ekonomi dan sikap pragmatis kamilah yang bertahta. Orientasi pada kepentingan materialistik kamilah yang dominan, dan akhirnya kami pun jatuh ke dalam sumur tanpa dasar, mengejar fata morgana dan hidup dipenuhi sikap saling curiga, saling membenci dan saling menjatuhkan. Bahasa yang kami gunakan demikian indah "demi kepentingan rakyat; demi kesinambungan pembangunan" tetapi kami tak lebih dari gerombolan penipu karena sesungguhnya yang ingin kami pertahankan adalah kepentingan ekonomi dan politik kami, sehingga jatuhlah kami ke dalam kubangan dosa karena menghalalkan segala cara,  sebagaimana Engkau peringatkan, tsumma radadnaahu asfala saafiliin, kemudian kami mengembalikannya ke derajat yang paling rendah, astagfirullahal'adziim, maafkanlah kami, ya Allah, ampunilah kami...
Rasulullah dalam hadits riwayat Muslim telah memperingatkan kami, man yadhmunu lii maa baina lihyaihi wa maa baina fakhidzaihi, adhmunu lahuljannata (HR Muslim), siapa yang bisa menjamin untuk diriku apa yang ada di antara rahangnya, dan apa yang ada di antara kedua pahanya, aku menjamin orang itu masuk surga. Jalan menuju surga demikian berat karena sifatnya yang menentang hawa nafsu. Tidak seperti jalan menuju neraka yang terasa ringan karena memperturutkan hawa nafsu. Rahang adalah bagian kepala yang juga sejajar dengan mulut, alat untuk berbicara yang juga merupakan pintu masuk menuju perut. Memelihara rahang berarti memelihara ucapan atau perkataan karena melalui inilah persahabatan dan permusuhan diciptakan; menjauhkan diri dari rezeki yang tidak halal serta menempatkan semua kepentingan ekonomi kita pada jalan yang diperbolehkan. Sikap ini dibarengi dengan kemampuan kita
menjaga diri dari dorongan-dorongan seksual yang sering kali menyesatkan dan menjerumuskan.
Nabi yang mulia memperingatkan kita tentang bahayanya sikap hidup materialistik hedonistik yang dilambangkan dengan perut dan bawah perut : dua determinan yang sering mendominasi manusia sehingga mereka jatuh dalam kehidupan yang nilainya lebih rendah dari binatang, selama ribuan tahun.
Ya Allah, kami menyadari selama ini kesibukan kami lebih berorientasi pada hal-hal yang duniawi, sebagaimana Engkau kisahkan sikap orang-orang kafir, syaghalatnaa amwaalunaa wa ahluunaa, "kami telah disibukkan oleh harta dan keluarga kami,"  (QS 48:11), bahkan di antara kami berani menyatakan, maa hiya illaa hayaatunaddunyaa namuutu wa nahyaa wa maa yuhlikunaa illaddahru, "kehidupan ini tiada lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa,"  (QS 45 : 24), sikap yang dirumuskan dalam slogan 'carpe diem' : nikmatilah hari-harimu selagi kau hidup. Banyak di antara kami yang tergoda sampai melupakan akhirat. Banyak di antara kami yang demikian sibuk mengisi pundi-pundi uangnya, sampai kami tak punya banyak waktu untuk berdialog dengan-Mu, memohon bimbingan dan petunjuk-Mu bahkan berdialog dengan nurani kami sendiri. Kami telah demikian bebal karena beranggapan segala sesuatu bisa diselesaikan
dengan uang sehingga itulah motif utama yang mendorong segala aktivitas kami. Tetapi pada saat kami mulai digerogoti penyakit, sendirian di masa tua, usaha bangkrut dan hutang bertumpuk, kekuasaan tak lagi dalam genggaman, kehilangan sahabat dan musuh berusaha menjatuhkan kami, barulah kami memaksakan diri, menyebut lagi Asma-Mu yang agung, menyeru-Mu kembali, memohon dan memohon di keheningan malam. Kami malu ya Allah, tetapi semoga linangan air mata kami menjadi pembasuh luka yang menganga dan jiwa yang kering dari mahabbah, betapa selama ini bukan Engkau yang menjauh tetapi kamilah yang memasang jarak.
Karena itu ya Allah, semoga shaum mengembalikan kami pada fitrah kami, menjadikan kami sebagai manusia-manusia baru yang tak lagi terjajah oleh kepentingan perut dan syahwat kami melainkan mampu mengendalikannya menjadi kekuatan peningkatan ibadah kami.
Sungguh ya Allah, segala puji hanyalah bagi-Mu saja
Semoga maut tak datang menjemput kami
Sehingga kami telah kembali menjadi manusia
Makhluk yang telah Kau tetapkan sebagai khalifah-Mu
untuk menebar salam, rasa cinta, perdamaian dan pengabdian
dalam kehidupan dunia yang dipenuhi sujud dan syukur atas segala nikmat-Mu    

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 

lihat iklan, dapat duit !

 
Copyright © Sukses Dunia-Akhirat | Using Amoebaneo Theme | Bloggerized by Themescook | Redesign by Kang eNeS
Home | TOP