Ada dua orang bertetangga dengan nasib yang sungguh berbeda. Bibin adalah keluarga yang
serbapas-pasan. Tiap bulan selalu mencari cara bagaimana agar dapurnya tetap ngebul. Meski
ia menjadi penjual bensin dengan pelanggan mayoritasnya tukang ojek toh keuntungannya
tidaklah cukup memenuhi kebutuhannya. Lain lagi dengan Bubun. Dari jualan bensin yang ditekuninya selama ini ia mendapatkan keuntungan yang lumayan besar, sangat cukup memenuhi semua kebutuhannya. Jika tiap akhir bulan Bibin lebih banyak termenung, meski tak patah semangat, maka Bubun selalu menebar senyum, demikian seringnya sampai orang-orang mengiranya rada sableng.
Ilustrasi ini menggambarkan bahwa do (pekerjaan) kedua orang ini sama, yaitu penjual bensin.
Bedanya (be) adalah Bibin penjual bensin eceran, sedangkan Bubun pemilik SPBU. Dari sini
dapatlah dibuat rumus : do + be = have.. Ilustrasi ini dapat diperluas. Baban dan Beben
dua-duanya adalah guru (do), tapi yang satu guru honorer SD, satunya lagi dosen di universitas
swasta terkenal (be), maka bisa dipastikan (have) kedua orang ini berbeda. Have di sini bisa
berupa penghasilan, pendapatan atau honor mengajar.
Untuk merubah have itu kadang kita tidak harus merubah do-nya, tetapi be-nya. Sering dalam
realitas kehidupan, have seseorang meningkat pesat karena merubah be-nya itu. Bagaimana seorang Bibin pada akhirnya menjadi berkecukupan setelah ia mendapatkan bantuan modal dari BMT Ibaadurrahman (ceile..promosi nih, lebay ah !) untuk membeli 200 ltr bensin yang ternyata terjual habis dalam satu hari, terutama di waktu malam ketika SPBU yang berjarak 5 km dari rumahnya tutup. Keuntungan kotor hariannya mencapai Rp 100.000, dan setelah dipotong biaya ini-itu tersisa Rp 75.000. Dalam 1 minggu ia berpenghasilan bersih rp 450.000 (6 hari kerja). Keuntungan yang diperolehnya 50% dia gunakan untuk kebutuhan keluarganya, 40% dia sisihkan untuk mencicil utang, dan 10% sisanya ia tabung. Dalam jangka waktu 2 bulan, utangnya lunas terbayar. Lalu ia pun merubah porsi. Untuk keluarga tetap 50%, dan ditabung 50%. Namun gaya hidupnya tidaklah berubah. Ia tetap hidup sederhana.
Nah, dalam jangka 6 bulan, ia sudah bisa menyewa kios yang lebih luas dan nyaman, bahkan kios di sebelah tempat jualannya ia sewa, mulailah ia pun membuka warung kecil-kecilan. Akhirnya mimpi untuk bisa menguliahkan anaknya terlaksana. Ia berbahagia bisa memberikan pendidikan yang layak untuk bekal masa depan anaknya itu.
Apa yang dilakukan oleh Bibin adalah merubah be dalam bentuk keberaniannya meminjam modal yang betul-betul ia gunakan untuk usaha. Modal utamanya adalah kejujuran, kegigihan dan niat yang kuat untuk merubah nasib. Karena bukanlah nasib yang menentukan seseorang. Tetapi dia sendirilah yang menentukan nasibnya. Begitulah pencerahan fikiran yang dialaminya setelah mengikuti pengajian dan diskusi keagamaan rutin dengan ustadz Boyan (hehe sombong niyee). Karena pekerjaannya menuntut ia sering begadang, ia pun harus merubah pola jam kerjanya. Pernah ia hampir menyerah, tetapi harapan bisa menyekolahkan anak-anaknya mendorongnya tetap tegar dan tak kehilangan arah.
Dalam manajemen modern, apa yang dilakukan Bibin ini dikategorikan sebagai kompetensi kepribadian, yaitu :
1. Time management : kemampuan memenej waktu
2. Stress management : kemampuan menghadapi tekanan kehidupan
3. goal setting and life purpose : meletakkan tujuan menuju hidup yang lebih berguna
dan bermakna (terutama di hadapan Allah)
4. transforming beliefe and character : merubah keyakinan dan karakter menjadi lebih baik
Jika kita berkeinginan merubah be, mudah-mudahan kisah ini bermanfaat. Tentu saja ikhtiar dan berdo'a tetap kita lakukan dengan tetap menjaga keimanan dan akhlak kita. Ayo.. maju terus, pantang mundur. Menuju hidup yang lebih bermakna... olalalaaa
serbapas-pasan. Tiap bulan selalu mencari cara bagaimana agar dapurnya tetap ngebul. Meski
ia menjadi penjual bensin dengan pelanggan mayoritasnya tukang ojek toh keuntungannya
tidaklah cukup memenuhi kebutuhannya. Lain lagi dengan Bubun. Dari jualan bensin yang ditekuninya selama ini ia mendapatkan keuntungan yang lumayan besar, sangat cukup memenuhi semua kebutuhannya. Jika tiap akhir bulan Bibin lebih banyak termenung, meski tak patah semangat, maka Bubun selalu menebar senyum, demikian seringnya sampai orang-orang mengiranya rada sableng.
Ilustrasi ini menggambarkan bahwa do (pekerjaan) kedua orang ini sama, yaitu penjual bensin.
Bedanya (be) adalah Bibin penjual bensin eceran, sedangkan Bubun pemilik SPBU. Dari sini
dapatlah dibuat rumus : do + be = have.. Ilustrasi ini dapat diperluas. Baban dan Beben
dua-duanya adalah guru (do), tapi yang satu guru honorer SD, satunya lagi dosen di universitas
swasta terkenal (be), maka bisa dipastikan (have) kedua orang ini berbeda. Have di sini bisa
berupa penghasilan, pendapatan atau honor mengajar.
Untuk merubah have itu kadang kita tidak harus merubah do-nya, tetapi be-nya. Sering dalam
realitas kehidupan, have seseorang meningkat pesat karena merubah be-nya itu. Bagaimana seorang Bibin pada akhirnya menjadi berkecukupan setelah ia mendapatkan bantuan modal dari BMT Ibaadurrahman (ceile..promosi nih, lebay ah !) untuk membeli 200 ltr bensin yang ternyata terjual habis dalam satu hari, terutama di waktu malam ketika SPBU yang berjarak 5 km dari rumahnya tutup. Keuntungan kotor hariannya mencapai Rp 100.000, dan setelah dipotong biaya ini-itu tersisa Rp 75.000. Dalam 1 minggu ia berpenghasilan bersih rp 450.000 (6 hari kerja). Keuntungan yang diperolehnya 50% dia gunakan untuk kebutuhan keluarganya, 40% dia sisihkan untuk mencicil utang, dan 10% sisanya ia tabung. Dalam jangka waktu 2 bulan, utangnya lunas terbayar. Lalu ia pun merubah porsi. Untuk keluarga tetap 50%, dan ditabung 50%. Namun gaya hidupnya tidaklah berubah. Ia tetap hidup sederhana.
Nah, dalam jangka 6 bulan, ia sudah bisa menyewa kios yang lebih luas dan nyaman, bahkan kios di sebelah tempat jualannya ia sewa, mulailah ia pun membuka warung kecil-kecilan. Akhirnya mimpi untuk bisa menguliahkan anaknya terlaksana. Ia berbahagia bisa memberikan pendidikan yang layak untuk bekal masa depan anaknya itu.
Apa yang dilakukan oleh Bibin adalah merubah be dalam bentuk keberaniannya meminjam modal yang betul-betul ia gunakan untuk usaha. Modal utamanya adalah kejujuran, kegigihan dan niat yang kuat untuk merubah nasib. Karena bukanlah nasib yang menentukan seseorang. Tetapi dia sendirilah yang menentukan nasibnya. Begitulah pencerahan fikiran yang dialaminya setelah mengikuti pengajian dan diskusi keagamaan rutin dengan ustadz Boyan (hehe sombong niyee). Karena pekerjaannya menuntut ia sering begadang, ia pun harus merubah pola jam kerjanya. Pernah ia hampir menyerah, tetapi harapan bisa menyekolahkan anak-anaknya mendorongnya tetap tegar dan tak kehilangan arah.
Dalam manajemen modern, apa yang dilakukan Bibin ini dikategorikan sebagai kompetensi kepribadian, yaitu :
1. Time management : kemampuan memenej waktu
2. Stress management : kemampuan menghadapi tekanan kehidupan
3. goal setting and life purpose : meletakkan tujuan menuju hidup yang lebih berguna
dan bermakna (terutama di hadapan Allah)
4. transforming beliefe and character : merubah keyakinan dan karakter menjadi lebih baik
Jika kita berkeinginan merubah be, mudah-mudahan kisah ini bermanfaat. Tentu saja ikhtiar dan berdo'a tetap kita lakukan dengan tetap menjaga keimanan dan akhlak kita. Ayo.. maju terus, pantang mundur. Menuju hidup yang lebih bermakna... olalalaaa
0 komentar:
Posting Komentar