P u l a n g

Selasa, 16 Februari 2010

Hasratku mengalir seperti air dari hulu ke hilir sungai
bermuara di lautan lepas menuju kefanaan hidup yang selalu bertepi
cakrawala kematian dan bulan muncul perlahan-lahan
dan bias matahari yang kemerah-merahan adalah pertanda
jika setiap peristiwa di dunia ini selalu ada akhirnya
kemanakah kita semua akan pergi
perjalanan yang harus ditempuh demikian jauh
tak terjangkau oleh cita dan rasa kita
sementara bekal yang kita siapkan demikian sedikit
tak akan cukup menghilangkan dahaga apalagi
membayar lunas semua hutang yang kita pertaruhkan
untuk helai demi helai rambut
elahan nafas dan detak jantung tanpa henti
serta semua kesenangan ragawi yang selalu menipu kita

Ya Tuhanku,
aku hanyalah seorang manusia biasa
tak banyak punya kelebihan apalagi istimewa
bukan pula orang kaya yang bisa berbagi dengan hartanya
atau pejabat negara yang keputusannya bisa merubah nasib jutaan manusia
aku hanya ingin bisa bersabar dalam kesusahan
dan bersyukur dalam kesenangan
selalu siap jika kematian datang menjemputku tiba-tiba
aku ingin tegar
meski keris berkalung di leherku
pedang terhunus menempel di ubun-ubunku
tetap ingin kusebut yang benar itu benar adanya
yang salah adalah salah meski terasa sakit dan pahit
tetapi, maafkanlah aku, wahai Tuhanku
kadang aku tak mampu
jarak pandangku demikian pendek
ingatanku selalu terpesona oleh gemerlapnya dunia
meski  akhirnya aku tahu yang abadi hanyalah amal-amal salehku
pelita di dalam kubur dan penuntun jalan pulang
menuju Engkau yang selalu hidup dan maha hidup