Rindu mengalir ketika gerimis pagi mengetuk-ngetuk pintu hatiku
bagaimanakah sekarang nasib mereka setelah kenyang ditipu
janji-janji telah diucapkan
ikrar setia telah dikumandangkan
diliput televisi dimuat di koran-koran
sampai akhirnya yang terplilih bukanlah pilihan
suara mereka laris terjual dengan harga di bawah binatang peliharaan
sementara langit di atas bumiku kusam berjelaga
jutaan orang hilir mudik mencari kerja
yang miskin terus bertambah dan bertanya-tanya
sampai kapan derita ini harus ditanggung dan hidup jadi bermakna
memupuk mimpi anak-anak kami yang menyebar di rimba kota
jadi pengamen, pengemis, preman dan anak jalanan
sementara para petinggi negeri ini berselancar di jalan raya
dengan mobil-mobil yang sekian miliar harganya
tak pernah mencium bau sampah yang menggunung
apalagi mencoba tinggal sejenak untuk berbagi
karena kami hanyalah obyek penelitian dan rumusan angka-angka
dihitung berdasarkan statistik diterjemahkan jadi mata anggaran
sebagian dikorupsi, sisanya dibagi-bagi
jadi biaya seminar, perjalanan dinas atau kunjungan luar negeri
lalu dijadikan modal pinjaman atau bantuan asing
karena hanya di sinilah yang miskin mensubidi yang kaya
Rindu mengalir ketika gerimis pagi mengetuk-ngetuk pintu hatiku
di manakah para sahabatku kini berada
peristiwa demi peristiwa adalah cermin untuk berkaca diri
agar kita tetap teguh dan tak larut dimakan usia
meski yang jujur dan besikap apa adanya dianggap ketinggalan zaman
yang masih punya idealisme dianggap aneh dan harus disingkirkan
karena itu tak usah diberi hati apalagi posisi
Tapi Tuhan tak pernah tidur
hidup yang sekali ini kita jalani adalah perjuangan
dan ketika layar sudah dikembangkan pantang surut ke belakang
sampai maut datang menjemput dan kita semua pulang keharibaan-Nya
bagaimanakah sekarang nasib mereka setelah kenyang ditipu
janji-janji telah diucapkan
ikrar setia telah dikumandangkan
diliput televisi dimuat di koran-koran
sampai akhirnya yang terplilih bukanlah pilihan
suara mereka laris terjual dengan harga di bawah binatang peliharaan
sementara langit di atas bumiku kusam berjelaga
jutaan orang hilir mudik mencari kerja
yang miskin terus bertambah dan bertanya-tanya
sampai kapan derita ini harus ditanggung dan hidup jadi bermakna
memupuk mimpi anak-anak kami yang menyebar di rimba kota
jadi pengamen, pengemis, preman dan anak jalanan
sementara para petinggi negeri ini berselancar di jalan raya
dengan mobil-mobil yang sekian miliar harganya
tak pernah mencium bau sampah yang menggunung
apalagi mencoba tinggal sejenak untuk berbagi
karena kami hanyalah obyek penelitian dan rumusan angka-angka
dihitung berdasarkan statistik diterjemahkan jadi mata anggaran
sebagian dikorupsi, sisanya dibagi-bagi
jadi biaya seminar, perjalanan dinas atau kunjungan luar negeri
lalu dijadikan modal pinjaman atau bantuan asing
karena hanya di sinilah yang miskin mensubidi yang kaya
Rindu mengalir ketika gerimis pagi mengetuk-ngetuk pintu hatiku
di manakah para sahabatku kini berada
peristiwa demi peristiwa adalah cermin untuk berkaca diri
agar kita tetap teguh dan tak larut dimakan usia
meski yang jujur dan besikap apa adanya dianggap ketinggalan zaman
yang masih punya idealisme dianggap aneh dan harus disingkirkan
karena itu tak usah diberi hati apalagi posisi
Tapi Tuhan tak pernah tidur
hidup yang sekali ini kita jalani adalah perjuangan
dan ketika layar sudah dikembangkan pantang surut ke belakang
sampai maut datang menjemput dan kita semua pulang keharibaan-Nya
1 komentar:
wah...puisina mantappp.....
Posting Komentar