Betulkan engkau ini, Indonesiaku ?

Rabu, 04 Januari 2012


Tulisan ini bukanlah bentuk kekecewaan apalagi keputus-asaan melainkan sekedar rekaman dari pemikiran beberapa orang pakar yang, entah dalam buku atau majalah dan koran apa membacanya, aku sendiri tak ingat, yaitu tentang ciri-ciri suatu negara atau bangsa yang akan mengalami kehancuran. Sengaja kutulis ini agar kita tetap mau bermuhasabah , mencoba sadar dan tidak dilenakan oleh keadaan seburuk apapun sambil tetap berpikiran terbuka untuk menilai dalam posisi bagaimanakah negeri kita ini sebenarnya berada. Tetapi tentu saja Buruk-buruk oge papan jati.   Seburuk apapun adanya, ia tetap Indonesiaku yang kucinta, kusayang dan kadang kupelukciumi.  


Ciri-ciri negeri yang berada di ambang kehancuran itu, antara lain :
1. Hampir meratanya penggunaan bahasa yang semakin buruk dalam komunikasi antar orang. Bahasa yang tak lagi menghormati manusia  sebagai mahkluk termulia di jagad raya. Ucapan yang bersifat merendahkan dan jauh dari tatakrama. Ucapan seperti, "bagong siah !" - "anjing siah, diteangan ku aing ti kamari" Komunikasi dengan kosa kata kebun binatang, dan itu sudah menjadi bahasa sehari-hari dalam  banyak komunitas anak-anak sekolahan atau anak-anak muda. Sungguh ironis…
2. Penghormatan anak-anak terhadap orangtua dan para guru kian menurun. Keduanya mengalami penurunan wibawa yang cukup tajam. Banyak orang tua tak lagi disegani oleh anak-anaknya. Mereka menilai tatanan nilai yang diberlakukan oleh orangtua mereka sudah out of date, sudah ketinggalan jaman. Mereka memandang orangtua berada dalam jaman yang tidak sesuai lagi dengan situasi kehidupan yang mereka hadapi. Sikap ini mengakibatkan mereka berpendapat bahwa sudah bukan masanya lagi orangtua mengatur mereka. Mereka ingin bebas dari kungkungan norma dan tradisi. Sejalan dengan itu, posisi guru pun sama. Mereka hanya menjadi orang yang dianggap punya kuasa di dalam kelas. Tugas mereka hanya sebatas mengajar, melakukan transformasi pengetahuan, bukan lagi sebagai pendidik, pembina dan penanam nilai-nilai ilahiyah dalam diri murid-muridnya. Seusai sekolah, mereka tak lagi merasa terikat dengan guru-guru dan sekolahnya. Keadaan ini kian diperparah dengan munculnya ragam kutub nilai yang berbeda antara apa yang mereka saksikan di lingkungan keluarganya, dengan apa yang mereka pelajari di sekolahnya, dan dengan apa yang mereka saksikan dalam realitas kehidupan masyarakatnya. Rumah-sekolah-masyarakat tak mencerminkan bangunan nilai yang konsisten dan persisten.    
3.  Makin meluasnya ketidakjujuran hampir dalam semua aspek kehidupan. Malah bersikap jujur dianggap suatu kerugian karena dalam banyak kasus justru yang jujurlah yang disingkirkan. Ketidakjujuran ini melahirkan budaya korup serta melahirkan para pemimpin yang dipilih rakyat bukan karena integritas dan moralitasnya melainkan karena uangnya. Dalam dunia seperti ini preman pemeras rakyat pun bisa terpilih menjadi pemimpin.
4.  Kepercayaan masyarakat terhadap pemimpinnya mengalami degradasi. Bagaimana mungkin suatu bangsa mengalami kemajuan jika rakyatnya sendiri tak lagi mempercayai pemimpinnya ? Satu dan lain hal, kondisi ini merupakan akibat dari banyaknya orang yang memandang kepemimpinan atau jabatan bukan sebagai amanah melainkan sebagai peluang mencari keuntungan.
5.  Hilangnya keteladanan dari orang-orang yang seharusnya bisa memberikan contoh konkrit dalam bentuk sikap dan gaya hidup kesehariannya. Karena upaya memperbaiki masyarakat hanya akan berhasil jika metode yang digunakan seperti cukur jenggot atau kumis (dari atas ke bawah). Rakyat disuruh bersikap baik-baik tetapi para pemimpinnya tidak, hanya akan menimbulkan amarah mereka. Masyarakat seburuk apapun akan berubah menjadi baik jika dipimpin oleh orang-orang yang baik. Tetapi masyarakat sebaik apapun malah akan berubah menjadi jahat karena dipimpin oleh orang-orang yang tidak baik.
6.  Fanatisme golongan yang berlebih-lebihan. Golongan (partai, mazhab atau kelompok) menjadi Tuhan baru yang disembah. Kesetiaan orang diarahkan bukan kepada kebenaran tetapi kepada partainya. Ketika ada kader partai berbuat salah atau melanggar hukum terjadilah pembelaan yang membabi-buta dari kader-kader lainnya, right or wrong is my party. Fanatisme golongan ini pula yang menyebabkan mudahnya antar kelompok, antar kampong, antar kampus, antar sekolah sampai antar etnis saling baku hantam dan berkelahi meski karena hal-hal sepele.
7.  Agama tak lagi jadi tuntunan, bahkan dalam dunia politik sering terdengar ungkapan, “jangan bawa-bawa agama dalam berpolitik  !”  Agama telah dikandangi hanya untuk mengatur hal-hal yang ritual, hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya.  Seolah tak ada relevansinya dengan dinamika budaya dan social.  Akhirnya itulah yang terjadi : beragama tanpa pengorbanan, berpolitik tanpa etika dan prinsip, dan berekonomi tanpa moral.
8.  Pedang hukum telah tumpul sebelah, dan keadilan menjadi sesuatu yang amat mahal. Hukum menjadi powerful jika berhadapan dengan orang-orang kecil tapi demikian lemah jika berhadapan dengan orang-orang berduit atau punya jabatan. Kasus AAL yang mencuri sandal atau nenek Minah yang mengambil tiga buah kakao, dengan kasus Century, BLBI, Nunun atau Nazarudin, membuktikan adanya perlakuan hukum yang berbeda. Sudah hamper menjadi pandangan umum masyarakat bahwa tidak sedikit polisi, hakim dan jaksa yang dapat dibeli. Hukum menjadi alat tukar yang laku keras di lingkungan para pemilik uang dan kekuasaan.
      Nah, seterusnya, tinggallah kita merenungkan apakah ciri-ciri dari suatu bangsa yang akan mengalami kehancuran itu sudah terjadi di negeri kita ? Tak diperlukan jawaban atau argumen pembelaan melainkan tindakan nyata…..
     Wallahu a’lam…       

1 komentar:

Anonim mengatakan...

SAYA SEKELUARGA INGIN MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH KEPADA MBAH_BIMO YANG TELAH MEMBANTU SAYA SELAMA INI KARNA DULUNYA SAYA CUMA ORANG MISKIN YG TAK PUNYA APA-APA DAN BERKAT BANTUAN MBAH ALHAMDULILLAH SAYA SEKARANG SUDAH MAU BUKA USAHA SENDIRI,,JIKA ANDA INGIN MENGIKUTI JEJAK SAYA SILAHKAN HUBUNGI_MBAH_BIMO _0823_4936_5043_TRIMAKASI
















SAYA SEKELUARGA INGIN MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH KEPADA MBAH_BIMO YANG TELAH MEMBANTU SAYA SELAMA INI KARNA DULUNYA SAYA CUMA ORANG MISKIN YG TAK PUNYA APA-APA DAN BERKAT BANTUAN MBAH ALHAMDULILLAH SAYA SEKARANG SUDAH MAU BUKA USAHA SENDIRI,,JIKA ANDA INGIN MENGIKUTI JEJAK SAYA SILAHKAN HUBUNGI_MBAH_BIMO _0823_4936_5043_TRIMAKASI

























SAYA SEKELUARGA INGIN MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH KEPADA MBAH_BIMO YANG TELAH MEMBANTU SAYA SELAMA INI KARNA DULUNYA SAYA CUMA ORANG MISKIN YG TAK PUNYA APA-APA DAN BERKAT BANTUAN MBAH ALHAMDULILLAH SAYA SEKARANG SUDAH MAU BUKA USAHA SENDIRI,,JIKA ANDA INGIN MENGIKUTI JEJAK SAYA SILAHKAN HUBUNGI_MBAH_BIMO _0823_4936_5043_TRIMAKASI


















SAYA SEKELUARGA INGIN MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH KEPADA MBAH_BIMO YANG TELAH MEMBANTU SAYA SELAMA INI KARNA DULUNYA SAYA CUMA ORANG MISKIN YG TAK PUNYA APA-APA DAN BERKAT BANTUAN MBAH ALHAMDULILLAH SAYA SEKARANG SUDAH MAU BUKA USAHA SENDIRI,,JIKA ANDA INGIN MENGIKUTI JEJAK SAYA SILAHKAN HUBUNGI_MBAH_BIMO _0823_4936_5043_TRIMAKASI



































Posting Komentar

 
 
 

lihat iklan, dapat duit !

 
Copyright © Sukses Dunia-Akhirat | Using Amoebaneo Theme | Bloggerized by Themescook | Redesign by Kang eNeS
Home | TOP